Darunnajah, 20Juli 2014
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan Organisasi
Otonom Muhammadiyah yang bertujuan mengusahakan terbentuknya akademisi Islam
yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiayiyah. Dari
Anggaran Dasar IMM BAB III pasal 7 tersebut tertulis jelas bahwa harapanya
output pendidikan di IMM adalah akademisi-akademisi (baca:mahasiswa) dengan
tingkah laku terpuji, tabiat yang baik, prilaku yang santun menurut presepsi
Islam, atau biasa disebut profetik, karena bercermin dari uswatun hasanah, Nabi
Muhammad Shalallahu 'alaihi wassallam. Selanjutnya akademisi Islam tersebut
dibentuk untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai Anggaran Dasar Muhammadiayah BAB
III Pasal 6 sebagai Maksud dan Tujuan Muhammadiyah. Dari uraian diatas, dapat
di cermati bahwa IMM memiliki tujuan agung nan mulia, yang mana untuk
mewujudkanya perlu kerja ekstra mengingat kondisi zaman yang penuh tantangan.
Walaupun tujuan IMM begitu agung dan mulia, IMM tidak
selektif dalam mendapatkan input dalam kurikulum pendidikannya. Semua mahasiwa
dengan background apapun mempunyai hak yang sama untuk berproses di IMM. Tidak
memilih bibit dalam pengaderan, karena dalam IMM semua manusia adalah hamba sekaligus
khalifah yang berpeluang sama menjadi umat terbaik.
Berproses di IMM merupakan perjalanan yang tidak
singkat, butuh kesabaran, kemauan dan semangat juang tinggi. Mengingat
pendidikan di IMM tidak menggunakan metode doktrinisasi yang memaksa anggotanya
untuk berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu. IMM sangat menjunjung
kesadaran dan pemahaman individu. IMM hanya yad’una ilal khoir,menyeru pada
kebaikan. Selebihnya hidayah Allahlah yang berhak mengetuk pintu hati manusia.
Salah satu hal yang lumrah dijumpai dalam organisasi
ini adalah berbagai tipologi kader. Disetiap periode selalu ada yang militan
ada juga yang “gondal-gandul”, dengan kuantitas dan kualitas yang fluktuatif.
Militansi kader bisa dinilai dari keberpihakannya, ditinjau sejauh mana kader
tersebut menganggap IMM sebagai sesuatu yang penting. Selanjutnya, dalam
tulisan ini satu-persatu penulis mencoba memberikan sedikit gambaran Kenapa IMM
itu penting.
- IMM
adalah Kamu
Tidak sedikit yang beranggapan, ketika mengikuti
organisasi maka akan menurunkan prestasi akademik. Ada juga yang beranggapan
IMM hanya cocok untuk mahasiswa jurusan non eksak, seperti sosial, agama dan
humaniora. Kedua pemahaman sesat ini perlu diluruskan. Memang ada aktivis IMM
yang berIPK rendah atau bahkan bermenjadi MABA (Mahasiswa Abadi). Namun
jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan kader IMM yang tetap berprestasi
gemilang. Aktivis IMM yang berIPK rendah dan yang tak kunjung lulus tidak bisa
dilihat dari satu sisi saja, perlu ditilik faktor-faktor penyebabnya. Biasanya
karena harus disambi bekerja, ada juga karena idealisme yang tinggi dan
menganggap sistem pendidikan indonesia yang tidak manusiawi sehingga mempunyai
jalan sendiri dalam menempuh proses perkuliahan, karena kemalasan dan tidak
bisa memenegemen diri, atau alasan yang lain. Jadi bukan karena IMMnya,
melainkan kembali pada individunya. IMM dengan Triloginya jelas memformulasikan
tiga elemen yang menjadi kebutuhan mutlak akademisi islam. (Intelektualitas,
Humanitas, Religiusitas). Salah satu sasaran personal dalam GBHO IMM juga
menyebutkan “terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan
terampil dalam menjalankan perannya ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan
program, keahlian dan pilihan kerjanya”. Jadi tidak ada alasan untuk menuduh
IMM hanya cocok untuk jurusan tertentu, karena IMM adalah kamu. Kegiatan IMM
pun sangat fleksibel, dari Mendaki gunung, riset, bakti sosial, seminar,
kajian, diskusi, seni dan sebagainya sesuai keinginan dan kebutuhan. Hal
tersebut juga sebagai cermin Islam komprehensif yang tidak terdikotomi dengan
urusan dunia. Maka dari itu Inovasi dan kreatifitas perlu diperas dari kepala
dan dicurahkan sebanyak-banyaknya untuk menciptakan IMM dengan kultur yang
"kamu banget" tanpa mengesampingkan tujuan utama.
- IMM
sebagai Periasai
Ketika seorang mahasiswa memutuskan untuk menjadi
kader Muhammadiyah, maka dengan sendirinya terlindung dari hal-hal yang
negatif. Hal itu disebabkan beberapa hal.Pertama, rutinitas yang akan
mempertemukan dan memperkenalkan dengan orang-orang yang mempunyai keinginan
berorganisasi dengan patron islami secara otomatis membawa anggotanya dalam
lingkungan yang islami pula. Dalil ketularan wangi jika bergaul dengan tukang
penjual minyak wangi berlaku disini. Kedua, pandangan dari luar akan melabeli
anggota IMM sebagai pribadi yang religius. Label yang mau tidak mau, suka tidak
suka melekat ini menjadi “beban” dan memaksa anggotanya untuk menjaga marwah
dirinya sendiri dan marwah ikatan. Biasanya menimbulkan rasa gelisah dan tidak
enak hati ketika melakukan hal-hal yang menciderai citra islami yang disandang.
- IMM
adalah organisai seumur hidup
Sebagai organisasi pergerakan, IMM tidak hanya mengisi
periode kepengurusanya dengan program kerja dan tugas-tugas kampus. Meniupkan
ruh ideologi Muhammadiyah pada anggotanya, menajamkan nalar intelektual dan
kepedulian sosial menjadi agenda utama. Sebuah agenda yang hanya menjadi ilusi
ketika tidak dibarengi dengan kesunguhan pimpinan. Sudah barang tentu bukan
perkara kecil, apalagi dengan heterogenitas input yang menjadi tantangan,
terutama bagi pimpinan untuk menjadikan IMM sebuah mesin pemroses manusia serba
canggih, yang mana mampu menghasilkan output terbaik dari bahan apapun. Inilah
yang paling membedakan dengan BEM, HM, DPM dan UKM. Ketika kepengurusan berganti,
berganti pula haluannya. Di IMM ketika kepengurusan berganti, hanya kulturnya
yang bisa berubah. Tidak untuk haluan dan ideologi. Hal tersebut lah yang
membuat alumni-alumni IMM tetap terikat dalam ikatan berbingkai ideologi. Dan
ideologi tersebut melekat sebagai bekal menyikapi kehidupan sebagai manusia
seutuhnya. Sesuai statement buya Safii Maarif, “kerja intelektual adalah kerja
seumur hidup”.
- IMM
adalah amal jariyah
Dunia ini hanyalah senda gurau, permainan. Garis
finish kemenangannya yang di kejar adalah surga sebagai implikasi dari ridla
dan rahmat Allah. Surga yang disediakan bagi pemenang pun bermacam-macam
levelnya, yang mana surga VIP sebagai level tetinggi adalah surganya para nabi.
Analogi sederhana, manusia bisa masuk surga dengan beribadah rutin. Artinya
untuk mencapai surga dengan level tinggi, maka ibadah yang dilakukan harus
memiliki intensitas yang tinggi pula. Namun ada kabar gembira, Allah
menyediakan paket ibadah spesial yang mana pahala ibadah tersebut tetap
mengalir walaupun pelakunya sudah tidak melakukanya, bahkan pelakunya sudah
meninggal dunia sekalipun. Paket ibadah spesial tersebut dinamakan Amal
Jariyah. Yang dalam hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad
disebutkan ada tiga, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
sholeh yang mendoakan orang tuanya. Dalil selanjutnya riwayat dari Muslim yang
berbunyi, “Barangsiapa yang menunjukkan (mengajarkan) suatu kebaikan, maka ia
akan mendapatkan pahala seperti pahala pengamalnya. (HR. Muslim)”. IMM adalah
distributor paket ibadah spesial yang memiliki banyak kelebihan dalam hal ini.
Perjuangan estafet dari periode ke periode ditambah kerja intelektual seumur
hidup dimanapun, siapapun, dan apapun menjadi pohon kebaikan yang memiliki
dahan dan ranting pahala begitu majemuk.
- IMM
adalah rumah besar
Sebagai anak kandung Muhammadiyah, IMM memiliki peran
strategis dalam persyarikatan ini. Selain sebagai eksponen Muhammadiyah dalam
ranah kemahasiswaan, IMM juga membidani lahirnya embrio pemimpin-pemimpin
Muhammadiyah masa depan. Hal ini menjadi kerangka baku, karena mengabaikan IMM
sama saja mengabaikan Muhammadiyah. Dari sini kader IMM boleh berbangga karena
memiliki rumah yang besar. Muhammadiyah sebagai organisasi yang digadang-gadang
sebagai organisasi paling modern di dunia, dengan perkembangan yang tidak
ketinggalan dengan bergulirnya zaman, demokratis, serta tertib administrasi
yang menjadi cirinya menjadi arena yang sangat kondusif dalam mengembangkan
potensi. Namun perlu diingat, jika diibaratkan, kini Muhammadiyah seperti gajah
yang sangat gemuk, sehingga untuk berjalan saja sudah kepayahan. Artinya
Kebesaran Muhammadiyah berbanding lurus dengan besarnya tantangan dan persoalan
yang harus dihadapi. Butuh mental baja, kecerdasan, keihlasan untuk benar-benar
memperjuangkan.
- IMM
adalah kemenangan demi kemenangan
Begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh di IMM.
Mulai dari keluarga baru, pengalaman, melatih publik speaking, kepemimpinan,
menghargai perbedaan, disiplin, kerjasama, amanah, simpati, empati, dan masih banyak
lagi. Yang apapun cita-citanya nanti semua itu dibutuhkan. Pada dasarnya ketika
kelak berkeluarga, itu sama saja berorganisasi dengan lingkup kecil. Namun sama
saja membutuhkan kemampuan yang disebutkan diatas. Yang mana suami menjadi
leader dan Istri menjadi manager dan pasti akan menghadapi persoalan-persoalan
harus dihadapi. Begitupun di IMM, akan dihadapkan dengan persoalan-persoalan.
Dari yang sederhana sampai membuat kita susah tidur. Dari rapat yang diundang
20 yang hadir 2, dari kegiatan yang kekurangan dana, dan masih banyak lagi.
Namun semua akan berujung Indah, walaupun kadang kita sampai mempertanyakan
kepada Tuhan, kenapa ujungnya terlalu jauh. Namun bukankah ketika menonton
pertandingan sepakbola dan mendukung salah satu tim, kebahagiaan tertinggi
ketika tim yang di dukung akhirnya menceploskan di menit-menit akhir hingga
akhirnya menggondol kemenangan. Bukan main girangnya. Kepahitan demi kepatihan
yang menjadi manis diakhir menjadi cara tuhan menempa dan menaikan derajat
manusia. Wallahu a’lam bis showab.
Jangan berharap mencapai puncak, jika tidak bersedia
mendaki. mendakilah bersama IMM dan rasakan kebahagiaan demi kebahagiaan di
puncak. Semakin tinggi puncak, semakin tinngi pula kebahagiaan.